Doa yang Tidak Terkabul

Telah menceritakan kepadaku Abu Ath Thahir telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Mu’awiyah bin Shalih dari Rabi’ah bin Yazid dari Abu Idris Al Khaulani dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa.” Seorang sahabat bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; ‘Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan’. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi.’, (HR. Muslim: 4918)

Memelukmu, Rindu

Jika saja jarak ini tak merentangi aku-kamu, izinkan aku menemuimu, lalu memelukmu barang satu-dua detik saja, sekedar memberi sedikit ketenangan atas gundah gulanamu. Tapi lagi-lagi, jarak itu terlalu jauh, sehingga aku hanya bisa memelukmu melalui doa-doa yang sehari-hari nya kurapali. Mudah-mudahan rapalan itu sanggup mengobati kesusahan-kesusahanmu. Semoga Allah senantiasa mudahkan urusan-urusanmu, Rindu.

Merapali Rindu

Rindu, setiap saat, selesai ‘fardhu’, aku selalu menyebut-nyebut namamu. Entah sudah ke berapa kali aku menyebutmu dalam rapalan doa-doa. Kali ke sekian sudah aku menginginkan kita satu. Sebanyak fardhu itulah aku meminta kita dikuatkan pundaknya untuk memikul beban-beban yang kian sarat, dimudahkan urusan-urusan, ditambahkan cintanya, diteguhkan dan ditautkan hatinya, didekatkan, diridhoi cinta ini untuk ke surga-Nya. Sebab, yang aku yakini, doa yang terulang, seperti analogi sepeda. Perlu tidak hanya satu-dua atau tiga kayuh untuk mencapai tempat yang diinginkan, tetapi lebih dari sepuluh, dua puluh, atau tak terhitung jumlahnya. Begitulah, aku ingin kita satu melalui doa yang berulang kali dirapali. Semoga Allah ridhoi.

— yang kuat, Rindu.