Merapali Rindu

Rindu, setiap saat, selesai ‘fardhu’, aku selalu menyebut-nyebut namamu. Entah sudah ke berapa kali aku menyebutmu dalam rapalan doa-doa. Kali ke sekian sudah aku menginginkan kita satu. Sebanyak fardhu itulah aku meminta kita dikuatkan pundaknya untuk memikul beban-beban yang kian sarat, dimudahkan urusan-urusan, ditambahkan cintanya, diteguhkan dan ditautkan hatinya, didekatkan, diridhoi cinta ini untuk ke surga-Nya. Sebab, yang aku yakini, doa yang terulang, seperti analogi sepeda. Perlu tidak hanya satu-dua atau tiga kayuh untuk mencapai tempat yang diinginkan, tetapi lebih dari sepuluh, dua puluh, atau tak terhitung jumlahnya. Begitulah, aku ingin kita satu melalui doa yang berulang kali dirapali. Semoga Allah ridhoi.

— yang kuat, Rindu.