Skala Prioritas

Kamu ingin meminta pendapatku tentang hal ini, San? Kamu belum tahu bagaimana perasaan seorang wanita yang dikhianati janjinya? Aku tidak akan menjelaskan hal itu kepadamu, kenapa? Biar kamu sendiri berpikir bagaimana bila hal itu terjadi pada dirimu. Berkacalah. Baiklah, sekarang aku akan memberimu sesuatu yang mungkin akan berguna buatmu. Kamu sudah berjanji akan mengantarnya pergi, bukan? Sementara di waktu yang sama kamu sedang bersama orang lain. Kamu pikir bahwa apa-apa yang kamu rencanakan, agenda-agendamu yang sudah kamu susun terstruktur akan berjalan sesuai rencanamu? Akan semudah itu? Ini yang harus kamu ingat, sobat. Terkadang, bahkan seringkali sesuatu yang sudah kita atur sedemikian rupa akan berakhir di luar apa yang kita rencanakan, di luar ekspektasi, begitu orang elit menyebutnya. Sobat, untuk hal ini, kamu harus memiliki kemampuan menentukan prioritas dan menentukan agenda apa saja yang kita sudah pasti bisa menghandlenya. Baru kita boleh buat janji dengan orang lain. Bukan yang kamu masih abu-abu –belum jelas kapan waktunya suatu urusan bisa diselesaikan– lalu menebar janji kepada orang lain. Ingat dua poin itu, San. Kamu mesti benar-benar mampu memastikan kapan urusanmu selesai dan kapan kamu harus memprioritaskan urusanmu. Skala prioritas, itu yang kata orang banyak menyebutnya.

— Pras, Cinta tak Berujung.

Leave a comment